MOUNTAINEERING

Ada orang mangatakan bahwa mountaineering (mendaki gunung) merupakan kegiatan yang sangat rendah untuk dilakukan dimana hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Ada anggapan bahwa mountaineering kapan saja kita lakukan asal kita siap untuk melakukannya, dalam artian fisik kuat. Itu memang ada benarnya, namun jika hanya mengandalkan itu saja adalah sangat tidak bagus dan bisa- bisa marugikan diri sendiri. Selama itu kita bisa melihat kenyataan bahwa berapa banyakorang yang hilang bahkan mati saat mendaki gunung. Okelah itu sebuah musibah dan musibah seperti itu pada hakekatnya tidak terjadu begitu saja. Logika saja para pendaki gunung yang memiliki peralatan dan persiapan yang sangat cukup bisa saja hilang. Apalagi yang tudak memiliki persiapan.nyawa selalu menjadi taruhan pendaki gunung terutama bagi yang tidak memiliki persiapan yang khusus dan matang sebelum mendaki gunung.

Untuk itu ada baiknya sebelum kita melakukan pendakian gunung kita harus memperhatikan beberapa hal yang akan dijelaskan dibawah ini.

A. Perencanaan Pendakian

Untuk melakukan pendakian gunung harus diperlukan perencanaan matang. Keberhasilan dalam pendakian gunung bisa ditentukan oleh perencanaan yang tepat. Disini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Mengenal kemampuan diri dan anggota tim.
Ini signifikan dengan persiapan dalam pendakian gunung. Ada dua faktor keberhasilan dalam melakukan pendakian gunung yaitu :

a. Faktor Intern
Adalah faktor yang ada pada diri pendaki sendiri. Contohnya, persiapan mental dan fisik yang baik guna menunjang keberhasilan pendakian

b. Faktor Ekstern
Adalah faktor yang ada pada luar sipendaki. Contohnya, bahaya yang mengancam dari alam seperti badai, hujan, dsb

Dari banyak kecelakaan yang terjadi selama ini yang dialami oleh pendaki gunung kebanyakan kecelakaan itu terjadi karena factor dan dalam diri sipendaki sendiri seperti persiapan mental, pelengkapan yang kurang serta pengetahuan yang belum memadai untuk melakukan sebuah pendakian. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik maka diperlukan syarat- syarat sebagai berikut:

a. Mental
Sikap mental yang harus dimiliki seseorang pendaki gunung haruslah berani atau danggup dalam menghadapi tantanga dan bisa mengatasi tantangan itu dengan baik.

b. Pengetahuan
Pengetahuan tentang bagaimana cara menentukan cuaca juga pengetahuan tentang perlengkapan- perlengkapan dalam melakukan pendakian juga merupakan satu syarat bagi pendaki gunung.

c. Keadaan Fisik Yang Baik
Ini dangat perlu sekali karena mountaineering merupakan kegiatan yang memerlukan persiapan fisikyang bagus. Untuk itu diperlukan untuk menciptakan fisik yang bagus.

d. Kode Etik 
Pendaki gunung sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari etika dan norma yang berlaku ditemgah masyarakat. Oleh karena itu pendaki gunung juga harus memikirkan etika dan norma karena hal tersegut tudak bisa diabaian saja.

2. MengenaL Jenis Medan Yang Akan di Hadapi
Mendaki gunung mempunyai tingkat dan kualifikasi yang berbeda. Menurut jenis medan dalam mountaineering terbagi dalam empat bagian:

a. Hill Walking/ Fill Walking
Yaitu pendakian yang medannya relative landai. Biasanya untuk pendakian ini tidak membutuhkan peralatan teknik seperti tadi. Weebing, dsb hal utama dalam pendakian ini adalah jalur/ rute sudah tersedia. Contohnya, pendakian ke Gunung Tujuh

b. Scrambling
Yaitu pendakian pada medan yang tidak begitu curam dimana tangan digunakan untuk keseimbangan pada badan. Namun bagi pemula.untuk pengamanan jalur lintasan sebaiknya tali dipasang sekaligus untuk mempermudah perjalanan contohnya, pendakian Gunung Gede

c. Climbing.
Yaitu pendakian yang medannya berupa tebing-tebing dan ini membutuhkan tehnik pemanjatan dan penguasaan dan penguasaan peralatan tehnik. Climbing ini dibagi menjadi 2 bagian:
  • Rock climbing: Pendakian dengan pemanjatan dinding karang atau dinding batu.
  • Snow and Ice Climbing: Pendakian pada dinding yang permukaannya tertutup es dan salju.
d. Mountaineering.
Yaitu Gabungan dari ketiga jenis pendakian diatas. pendakian ini membutuhkan waktu yang lama, biasanya, berhari-hari, berninggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Untuk pendakian ini selain penguasaan teknik dan peralatan mendaki yang perlu dikuasai pula yaitu menajemen perjalanan, pengaturan makan dan komunikasi serta strategi pendakian.dsb

3. Mengenal Rute Pendakian Seteliti Mungkin Serta Rencanakan Dan Perhatikanlah Tempat Untuk Berhenti, Beristirahat Dan Membuat Camp.
Ini bisa dimula dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkkan sedetil dan selengkap-lengkapnya. Kemudian kita harus mengetahui lamanya perjalanan misalnya 3 hari, seminggu dsb. Dengan ini kita bisa menetukan dimana tempat kita untuk berhenti / istirahat maupun membuat camp.


B. Perlengkapan Pendakian

1. Perlengkapan Dasar
  •  Sepatu :Nyaman, tangguh, cocok dan dapat melindungi.
  •  Kaos kaki : Menyerap keringat, bahan sintesis.
  • Celana jalan : Kuat, lembut dan ringan
  • Baju jalan : Kuat, lembut dan ringan
  • Topi lapangan : Kuat, tidak mudah robek
  • Jas hujan / rain coat : Tahan air dan angina, nyaman
  • Sarunng tangan : Bahan wol atau kulit
  • Ikat pinggang : Teguh, bahan sintesis
  • Ransel / carrier : Ringan, kuat, nyaman dipakai.
  • Sleeping beg : Menahan dingin, mencegah panas tubuh.
  • Matras : Nyaman, tidak terlalu tebal / tipis
  • Peralatan nevigasu : Kompas, peta, penggaris segitiga, busur.
  • Senter / lentera : Ringan, mudah dibawa.
  • Pisau : Enak dipegang atau dipakai
  • P3K : Obat-obatan 

2. Perlengkapan Tambahan
  • Perelengkapan pribadi lainnya: Pakaian ganti, alat mandi, obat-obatan, jarum, benang, rokok, dsb.
  • Perlengkapan tidur: Pakaian dan kaos kaki untuk tidur, mataras, tentda, plastic untuk bivak.
  • Perlengkapan masak: Alat masak lapangan (nesting), alat bantu makanan lainnya (sendok, piring, dll), alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus dll), dan tempat air.
C. Perbakalan

Perbekalan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
  • Lamanya perjalanan
  • Aktivitas apa saja yang dilakukan
  • Keadaan medan yang akan dihadapi
Dihubungkan dengan hal tersebut diatas, maka ada beberapa syarat yang haris kita perhatikan:
  • Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi yang memadai serta tidak asing di lidah.
  • Terlindungi dari kerusakan, taha lama dan mudah/ sederhana adalam menanganinya.
  • Sebaiknya makanan yang siap pakai/tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit bahan bakar dan air.
  • Ringan dan mudah dibawa.

D. Cara Melakukan Pendakian

Karena mendaki gunung dilakukan dengan berjalan maka haruslah dipahami cara berjalan yang baik dalam melakukan pendakian, keseimbangan dalam melakukan pergerakan harus diperhatikan karena beban yang ada pada badan dan biasanya cukum berat, misalnya berjalan dengan membawa ransel atau carrier.

Teknik berjalan yang baik dalam melakukan pendakian adalah berjalan dengan irama yang tetap dan tidak terlalu melebarkan langkah karena logikanya berjalan dengan langkah yang lebar maka berat badan akan tertumpu pada satu kaki yang pada akhirnya akan mengakibatkan keseimbangan badan akan berkurang dan mudah capek, oleh sebab itu dalam melakukan pendakian berjalanlah denga langkah yag kecil supaya keseimbangan badan akan tetap terjaga dan juga bisa menghemat energi yang ada pada tubuh kita.

Biasanya apabila pendakian sudah sampai pada puncaknya, maka si pendaki tersebut akan turun kembali, untuk itu perlu diperhatikan cara-cara nelakukan pergerakan menurun yang baik. Waktu menuruni sebuah medan harus diingat bahwa posisi badan jangan terlalu condong kesepan karena dengan gaya seperti ini berat badan tidak akan stabil dan mudah goya.

E. Jenis Penyakit Yang Biasa di Derita di Gunung

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh secara drastic dengan gejala menggigil, lamban, kurang atau hilang ingatan, jalan sempoyongan dan pada tahap yang lebih parahnya lagi terjadi: menggigil berhenti, otot kaku, denyut nadi melemah, kulit kebiruan, pingsan, koma dan denyut jantung berhenti. Penanggulangannya adalah:
  • Jangan biarkan tertidur.
  • Berikanlah minuman yang hangat dan manis.
  • Gantulah baju yang basah dengan yang kering.
  • Panaskanlah tubuh si penderita dengan membalutnya dengan kain atau selimut.
  • Jadi kuncinya hangatkanlah tubuh si korban supaya penyekitnya hilang.

Semua hal diatas bertujuan agar pendakian dapat digarap secara profesional, sudah saatnya kita menyadari bahwa mendaki gunung bukan hanya sekedar mengandalkan pisik atau nyali, tetapi lebih dari itu, segala macam ilmu pengetahuan yang dapat menunjang kegiatan ini hendaknya diketahui olrh para pendaki karena dengan demikian dapan menekan segala macam resiko yang akan terjadi dan meminimalisasi korban pendakian yang terjadi di gunung.