“Setiap tahun banyak sudah korban berjatuhan disetiap pendakian….takdirkah? atau karena
ulah manusianya sendiri?”
Berita duka datang silih berganti. Banyak rekan-rekan pendaki mengalami musibah maut dalam kegiatan alam bebas ini
. Orang mungkin bisa saja mengatakan itu adalah ‘takdir’. Ya…itu memang sudah kehendak Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga ikut menentukan takdirnya sendiri. Adakah yang salah?
. Orang mungkin bisa saja mengatakan itu adalah ‘takdir’. Ya…itu memang sudah kehendak Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga ikut menentukan takdirnya sendiri. Adakah yang salah?
Bila kita perhatikan gejala para pendaki lokal (memang tidak semuanya), mereka melakukan pendakian lebih banyak mengandalkan tenaga dan keberanian atau bisa dibilang nekat. Padahal dalam melakukan pendakian banyak hal yang perlu diperhatikan.
Itulah mengapa ada yang dinamakan Manajemen Perjalanan/Pendakian. Segala sesuatunya harus diatur dan dianalisa. Walupun kita hanya melakukan pendakian biasa bukan sebuah expedisi. Namun Manajemen Perjalanan harus tetap diterapkan. Bahkan hal-hal kecilpun harus dipikirkan.
Bila saja para pendaki memahami dasar-dasar manajemen perjalanan, maka akan semakin meminimalkal musibah dan korban kegiatan alam bebas ini. Kebanyakan korban yang jatuh akibat bahaya subjektif (dari diri sendiri). Ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang Manajemen Perjalanan dan teknik hidup di alam bebas.
Dan satu hal yang juga penting adalah menjaga ahlak kita, bagaimana kita bersikap terhadap alam, karena kadang faktor ‘X’ pun bisa menjadi sebabnya.
Tujuan Perjalanan
Kegiatan pendakian yang akan dilakukan tentunya memiliki dasar dan tujuan. Tetapkan terlebih dahulu niat dan tujuan sebelum mengikuti pendakian, karena segala sesuatu tergantung dari niat. Hindari perjalanan yang dilakukan karena keterpaksaan. Penyesalan dan rasa tidak puas akan muncul didalam perjuangan mendaki. Hal itu akan berdampak pada kekompakan dan semangat tim. Suatu kelompok pendakian dapat menjadi tangguh dan percaya diri jika setiap anggota pendakian saling memiliki kepercayaan sehingga tiap individu merasa bertanggung jawab terhadap satu sama lain. Risiko yang mungkin terjadi dapat segera teratasi.
Dasar Perencanaan Perjalanan
Tentukan terlebih dahulu tujuan kegiatan itu dilakukan. Pastikan hasil-hasil yang pasti diperoleh jika kegiatan tersebut telah dilaksanaan. Apakah berbentuk laporan, dokumentasi ataupun catatan perjalanan. Pertanyakan, mengapa kita harus mengikuti kegiatan tersebut. Jangan mengikuti pendakian jika tidak mendapat izin dari orang terdekat kita, karena akan menyulitkan kita dilain hari. Berikan pengertian disertai alasan dan tujuan perjalanan tersebut.
Pertimbangkan waktu perjalanan. Berapa lama dan jauh perjalanan tersebut. Hal ini untuk memperhitungkan banyaknya perlengkapan dan peralatan yang harus dibawa.
Dengan siapakah kita pergi?. Janganlah mendaki bersama orang yang belum kita kenali dengan baik, sebab didalam pendakian berkolompok membutuhkan kerja sama, saling berbagi, melindungi dan tanggungjawab. Apabila diantara anggota kelompok tidak saling mengenal, akan menimbulkan sikap mementingkan diri sendiri, dan sangat sulit bermusyawarah dan membuat keputusan jika terjadi permasalahan didalam pendakian.
Kemanakah tujuan pendakian? Siapkan fisik, mental, dan biaya sesuai dengan tujuan tersebut. Buatlah rancangan perjalanan cara mencapai puncak yang menjadi sasaran utama perjalanan. Ciptakan strategi pendakian yang cepat, pasti dan aman, seperti mendaki dengan mematuhi jadwaljadwal sesuai dengan rancangan perjalanan. Pikirkan tindakan-tindakan preventif yang harus dilakukan apabila terjadi hal-hal diluar dugaan.\
Persiapan Mental dan Fisik
Komponen utama didalam pendakian gunung adalah kesiapan mental dan fisik untuk menghadapi kerasnya kehidupan di rimba belantara. Perbanyaklah beribadah karena dapat meningkatkan keyakinan diri dan memberikan kekuatan psikologis. Lakukan latihan fisik seperti olah raga secara rutin sebelum keberangkatan untuk menambah daya tahan tubuh. Jika kondisi sedang lemah, jangan memaksakan diri. Seorang pendaki mahir yang mendaki gunung tertinggi diduniapun melakukan latihan fisik secara serius selama bertahun-tahun sebelum mengikuti ekspedisi seperti itu.
Tekad dan keyakinan yang kuat dapat menjadi senjata yang paling ampuh jika dipadukan dengan ketahanan fisik.
Akomodasi
Buatlah kalkulasi pendanaan pendakian, dari biaya transportasi hingga kebutuhan logistik. Persiapkan dana tambahan untuk mengantisipasi biaya tak terduga yang muncul saat perjalanan.
Data Diri
Bawalah data diri lengkap berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu pelajar/mahasiswa, dan identitas lainnya beserta fotokopinya. Semua itu diperlukan ketika registrasi izin mendaki oleh pihakpiha setempat. Titipkan nomor-nomor penting yang bisa dihubungi oleh posko apabila terjadi sesuatu.
Keadaan Jalur dan Cuaca
Pengumpulan informasi terbaru sangatlah penting demi kelancaran perjalanan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari pendaki yang sudah berpengalaman, internet atau media massa lainnya, aparat yang terkait ( Taman Nasional, PHPA, BKSDA ), ataupun informasi dari masyarakat disekitar lokasi pendakian. Pastikan kita mengetahui titik penting gunung seperti lokasi camp, sumber air, dan jalurjalur berbahaya. Gunakan peta dan kompas jika tersedia. Apabila masih ragu atau belum mendapatkan gambaran yang jelas, bawalah pemandu yang benar-benar mengetahui keadaan gunung tersebut.
PERLENGKAPAN PENDAKIAN
Perlengkapan yang akan digunakan haruslah kuat, aman digunakan dan tidak memakan ruang yang besar. Kegiatan pendakian yang memakan waktu yang lama, seperti ekspedisi penjelajahan dan merintis jalur baru akan membutuhkan bekal yang sangat banyak, bahkan memerlukan tenaga tambahan untuk membawanya. Daftar perlengkapan perlu dipersiapkan sebagai pengingat barang-barang yang harus dibawa.
Perlengkapan Pribadi
Semua kebutuhan pribadi haruslah dibawa tanpa mengandalkan bantuan orang lain.
Sepatu dan sandal gunung
Sepatu dan sandal gunung haruslah mempunyai fungsi sesuai dengan kebutuhan perjalanan, bentuk dan ukuran kaki, sehingga nyaman digunakan selama pendakian. Pilihlah bahan yang kuat dari bahan sintetis atau kulit yang tidak mudah sobek. Badan sepatu yang agak tinggi berfungsi sebagai pelindung kaki dari gigitan hewan tanah ( ular, pacet, lipan ) dan duri.
Sepatu yang baik mempunyai kelenturan dan bagian dalamnya lunak sehingga memberikan ruang gerak bagi kaki. Sekat halus dan lubang ventilasi pada sepatu dapat menjaga pernapasan kulit telapak kaki. Sol sepatu dan sandal sebaiknya agak tebal dan mempu mencengkram tanah agar aman digunakan.
- Kaus kaki
Kaus kaki digunakan untuk melindungi kuli kaki dari gesekan dengan permukaan sepatu atau sandal. Kaus kaki sebaiknya terbuat dri bahan yang mempunyai penghantar panas tubuh seperti bahan dari wol atau sintetis dan memiliki ketebalan yang cukup.
- Pakaian
Pakaian yang dipakai haruslah memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
melindungi tubuh dari kondisi sekitar seperti cuaca. kuat, lembut dan ringan. Bahan yang baik terbuat dari polyester dan polipropilena. Bahan yang terbuat dari katun tidak dianjurkan kerena bukan penghantar panas yang baik.
Tidak mengganggu pergerakan tubuh dan tahan terhadap duri.
Praktis, pilihlah pakaian yang banyak kantongnya untuk mempermudah membawa barang-barang kecil.
Cepat kering, sangat tidak dianjurkan memakai celana jeans saat mendaki karena sifatnya susah kering, berat, dan bukan penghantar panas yang baik.
Gunakanlah ikat pinggang yang bahannya kuat, dengan kepala yang kokoh. Selain untuk mengencangkan celana juga untuk meletakkan alat yang mudah dijangkau seperti pisau pinggang dan kebutuhan survival.
- Sarung tangan
Sebaiknya sarung tangan terbuat dari kulit dan tidak menghalangi pergerakan tangan.
- Topi lapangan
Topi lapangan digunakan untuk melindungi kepala dari duri, hujan dan dingin. Bahannya harus kuat dan tidak mudah sobek.
- Ransel / carrier
Banyak ransel yang dijual mulai dari ukuran 60, 80 sampai dengan 100 liter dengan berbagai model. Gunakan cover bag (pelapis ransel) agar aman dari kondisi lembab dan basah (dapat menggunakan plastik sampah besar jika tidak ada, red.). Kriteria ransel yang baik yaitu:
Kokoh, harus mampu membawa beban dengan aman dan berdaya tahan tinggi.
Kuat dan tahan air. Jahitannya tidak mudah lepas, biasanya terbuat dari campuran nilon.
Nyaman digunakan, mempunyai sabuk pinggang dan sebaiknya menggunakan rangka dari alumunium atau bahan lain yang ringan dan kuat. Hal ini untuk menyokong ransel membawa baban berat dan tidak menyebabkan sakit pada punggung.
- Alat navigasi
Alat-alat navigasi berupa kompas, peta topografi, GPS (Global Positioning System), Altimeter.
- Rain coat / ponco
Setiap individu didalam pendakian haruslah membawa jas hujan untuk melindungi pakaian dan alat-alat yang dibawa. Cuaca pegunungan yang berubah-ubah menyulitkan pendaki yang tidak membawa perlengkapan ini.
(Selain itu ponco dapat digunakan sebagai bivoac. Menggunakan Ponco ABRI sangat baik karena kuat, dan terdapat lingkaran besi di ujungnya untuk tempat mengikatkan tali. Red.)
- Perlengkapan tidur
Perlengkapan tidur haruslah bersih, kering, hangat dan nyaman. Dengan tidur, sekitar tujuh puluh persen energi tubuh dapat dipulihkan. Gunakan perlengkapan tidur yang praktis dan tidak memerlukan banyak tempat. Beberapa perlengkapan tidur yaitu satu set pakaian bersih, kaus kaki, sleeping bag dan matras.
- Alat penerangan
Sama dengan jas hujan, alat penerangan seperti senter harus juga dibawa ditambah baterai dan bohlam cadangan.
- Perlengkapan tambahan
Perlengkapan tambahan yang sangat membantu didalam pendakian yaitu pisau ( pisau tebas, pisau lipat ), benang beserta jarum, silet / cutter, peluit untuk darurat, alat mandi, kain lap, gaiters / pelindung pacet, kamera, teropong, handy talkie, telepon genggam, pematik / korek api, jam tangan, termometer, buku catatan beserta alat tulis, kantong plastik, lipgloss atau madu untuk mencegah bibir retak-retak akibat suhu rendah dan lilin.
Penggunaan alat-alat panjat tebing seperti tali kernmantel yang statis dan dinamis, hammer, carabiner, descender, chock, sling, serta sepatu panjat tebing juga diperlukan untuk melewati medan perjalanan yang membutuhkan pemanjatan.
Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok dimanfaatkan untuk kebutuhan semua anggota pendakian.
- Tenda
Tenda dijadikan tempat perlindungan sementara selama di gunung. Tenda yang dijual memiliki berbagai macam bentuk dan variasinya. Mulai dari tenda yang berkapasitas dua orang sampai dengan yang berjumlah enam orang. Suatu tenda haruslah memberikan kenyamanan dan mampu melindungi dari keadaan panas, dingin, terpaan angin, dan hujan.
- Perlengkapan P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dibutuhkan untuk mengatasi kendala yang mungkin terjadi saat pendakian. Perlengkapan P3K terdiri dari:
Obat luka (antiseptik), alkohol,
Kain perban, kapas, kasa, plester, kertas tisu gulung,
Sabun cair (antiseptik),
Bidai / spalk,
Snake bite kit, untuk pertolongan pertama dari gigitan ular (tersedia di apotek),
Pisau kecil, gunting dan jarum peniti,
Krim anti sinar matahari,
Obat-obatan (yang biasa digunakan) seperti obat penghilang rasa sakit, obat sakit perut, migren, demam, batuk, alergi, dsb,
Obat gosok (balsem),
Obat mata,
Obat-obatan pribadi.
Lentera / penerangan
Alat penerangan yang biasa digunakan yaitu lentera, berfungsi sebagai penerangan saat perjalanan dan istirahat. Bawalah bahan bakarnya (minyak tanah) dengan wadah yang tertutup rapat.
- Peralatan masak dan makan
Untuk kebutuhan masak dialam bebas saat ini, tidak lagi menggunakan api yang disusun dari batu memanfaatkan kayu dan ranting pohon sebagai bahan bakar. Penggunaan kompor dengan bahan bakar cair seperti butana dan spritus telah jadi pilihan. Selain praktis, penggunaannya juga mempersingkat waktu. Apalagi memasak diatas ketinggian 3000 mdpl yang lembab dan dingin. Penggunaan kompor yang memakai parafin dan minyak tanah dapat juga dimanfaatkan. Asalkan tidak berat dan membutuhkan banyak tempat untuk membawanya.
Perlengkapan lainnya seperti nesting, piring dan gelas plastik beserta sendok disesuaikan dengan kebutuhan.
PERSIAPAN LOGISTIK DAN PENDAKIAN
Perencanaan Perbekalan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan logistik
Jumlah bahan makanan dan minuman tergantung lama perjalanan dann kondisi medan.
“Empat sehat lima sempurna” tetaplah menjadi kriteria terbaik didalam pemilihan bahan makanan dan minuman.
Lebih baik menbawa logistik secara berlebih dari pada kekurangan karena untuk persiapan menghadapi kemungkinan terburuk di gunung.
Konsumsilah makanan dan minuman secara wajar, jangan berlebih-lebihan.
Perhatikan label kadaluarsa yang terdapat pada kemasan. Makanan dan minuman yang kadaluarsa sudah pasti terkontaminasi oleh zat kimia yang berbahaya.
Jangan membawa makanan yang mudah basi.
Manfaatkan coklat dan permen sebagai pembangkit energi yang utama, karena didalamnya terkandung kalori yang besar. Selain itu coklat dan permen cukup praktis dan disukai semua orang.
Dalam membawa logistik, janganlah dipusatkan pada satu orang didalam kelompok, sebaiknya setiap orang membawa makanan. Paling tidak untuk dirinya sendiri.
Bawalah beras, asalkan cukup air untuk memasaknya.
Siapkan kertas atau plastik yang bisa digunakan untuk melapisi piring saat makan, seandainya tidak cukup air untuk mencucinya.
Konsumsilah minuman susu menjelang istirahat. Hal ini berguna untuk menetralisir racun-racun yang terdapat didalam tubuh dan mempercepat pulihnya kondisi tubuh saat terjaga dari tidur.
Jika ada, bawalah termos yang praktis untuk mempermudah kelompok saat menghadapi udara gunung yang dingin.
Cobalah mendaki secara sehat dan sportif tanpa membawa alkohol yang membuat hilangnya keseimbangan. Jika mampu, mendakilah tanpa perangsang stamina dan rokok, karena mendaki gunung adalah olah raga yang melatih kekuatan jiwa dan raga.
Makanan dan minuman yang biasa dibawa seperti: mie kering, roti, biskuit, telur, coklat, permen, minuman (susu, kopi, teh, vitamin C, jahe, gingseng, dsb), gula pasir, gula enau/aren, garam dapur, minyak ikan, madu, abon / kornet, ikan sarden, makanan ringan, dan makanan lain yang dibutuhkan.
Berikut ini perbandingan jumlah kalori, protein dan lemak dalam 100 gram
Catatan: sumber energi yang terbaik didapat dari hidrat arang, lemak dan protein.
System Pendakian
Apabila semua perlengkapan dan peralatan telah disiapkan dengan baik dan benar, barulah dilakukan perjalanan pendakian.
Teknik mengemas perbekalan
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam mengemas perbekalan.
Pengepakan barang yang dilakukan dengan baik dapat dilihat dari bentuk ransel yang terlihat kokoh dan seimbang.
Tujuan mengemas perbekalan untuk memudahkan pengambilan barang, membagi posisi pada ransel sehingga ransel tidak terlalu berat saat bawa.
Barang-barang yang berat dan keras diletakkan pada bagian atas ransel seperti nesting, kompor, dan barang lainnya.
Makanan, P3K, senter dan jas hujan diletakkan diatas ransel supaya memudahkan pengambilan.
Pendakian gunung (Macam-Macam Pendaki)
Hal-hal yang berhubungan dengan pendakian gunung.
Jalur pendakian terdiri dari variasi yang membingungkan, mulai dari melewati jalan setapak, semak belukar sungai, batang pohon tumbang, melewati hutan tropis yang lembab dan basah, tebing, jurang, cadas ( terdiri dari batuan vulkanik yang keras, labil, berdebu, licin, dan berangin ), hingga melewati medan salju yang membutuhkan keahlian tinggi melewatinya.
Laporlah kepada petugas yang terkait dan orang yang terpercaya. Beritahu tujuan, lama perjalanan dan dengan siapa perjalanan dilakukan.
Perhatikan tanda-tanda sewaktu mendaki, seperti rambu-rambu dan mengingat keadaan sekitar jalur.
Ciptakan rasa kebersamaan dan kekompakan diantara sesama pendaki.
Konsentrasi pada jalur yang telah ada. Jangan mencoba membuat jalur baru yang dianggap lebih cepat karena sangat berbahaya bagi diri sendiri dan kelompok.
Mendakilah dengan irama kaki yang santai tapi dengan langkah yang pasti.
Jagalah jarak dengan teman didepan atau dibelakang. Janganlah meninggalkan terlalu jauh.
Istirahat yang dilakukan sebaiknya tidak lebih dari sepuluh menit, dimanfaatkan untuk menambah stamina dengan memakan makanan ringan dan meminum air sehemat mungkin. Istirahat yang terlalu lama saat mendaki akan menimbulkan rasa malas dan mengantuk sehingga energi tubuh habis untuk mengimbangi suhu yang rendah.
Kuasailah cara penggunaan alat-alat navigasi.
Peringatan saat mendaki.
Apabila mendaki gunung yang ketinggiannya diatas 3000m, mendaki dengan langkah yang cepat akan sangat berhahaya pada ketinggian diatas 3000 meter. Hal ini disebabkan tubuh belum beraklimatisasi (penyesuaian) terhadap suhu dan tekanan udara yang rendah dari biasanya. Pendakian cepat pada ketinggian ini dikhawatirkan pendaki akan mengalami gejala mountain sickness yang sangat berbahaya.
Apabila belum mengenal jalur, pendakian sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Apabila terjadi kabut tebal, perdekatlah jarak dengan pendaki lain dan bergeraklah perlahan-lahan. Jika tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan, berhentilah sampai kabut tebal mereda dan jalur pendakian kembali terlihat.
Sebelum mendaki, berdoalah kepada Tuhan agar diberi kemudahan dan keselamatan.
HIDUP DI ALAM BEBAS
Dalam mempertahankan hidup (Survival), terdapat beberapa hal yang harus dikuasai dan dimiliki oleh pendaki Jika tersesat dalam pendakian.
Seorang pendaki haruslah memiliki semangat yang tinggi didalam hidup. Dapat mengambil keputusan dalam keadaan apapun.
Seorang pendaki haruslah kuat dan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Latihan-latihan yang telah dilakukan dapat dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Belajarlah dari pengalaman. Baik pengalaman sendiri ataupun pengalaman yang didapat dari membaca dan mendengarkan orang lain.
Persiapkan dan manfaatkan alat-alat navigasi untuk kondisi aman ataupun disaat darurat.
Kebutuhan Di Alam Bebas
Tempat perlindungan sementara
Tempat perlindungan di alam bebas haruslah memberikan keamanan dan kenyamanan. Perlindungan sementara dapat dibuat dari tenda, lembaran plastik, daun pisang, lubang pohon, celahcelah batu dan gua yang terdapat dialam. Buatlah jalur air disekeliling tempat perlindungan guna mencegah terjadinya banjir jika terjadi hujan.
Air minum
Jika berada dialam bebas, kita harus mampu mendapatkan air bersih. Air bersih dapat diketahui dengan cirri-ciri tidak barasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan berupa:
Air hujan yang ditampung dengan plastik,
Rotan yang dipotong bagian bawahnya,
Embun pada daun,
Lumut yang lemab, diperas dan disaring airnya,
Bambu muda yang airnya terdapat pada ruas-ruas,
Air sungai pegunungan.
Setelah menampung air bersih, masaklah sampai mendidih untuk mematikan bibit penyakit. Air yang tidak baik diminum seperti air dalam genangan, air laut dan air payau (rawa).
Cara lain untuk menemukan sumber air yaitu dengan mengikuti jejak-jejak hewan, tetapi haruslah berhati-hati jangan dampai kehilangan arah. Menyimpan air bersih dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Gunakan plastik sebanyak yang dibutuhkan untuk membawa air bersih dari sumber air. Setiap 3 sampai 4 jam perjalanan, simpan di tempat aman, seperti tepi jalur dan tempat lainnya. Air tersebut dapat dimanfaatkan ketika turun pada jalur yang sama, tetapi jangan terlalu mengandalkan cara ini karena air itu mungkin dapat ditemukan dan digunakan oleh pendaki lain yang membutuhkan air.
Makanan
Di alam bebas banyak sekali tersedia tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi. Saat pemilihan bahan makanan kita harus hati-hati seperti menghindari mengkonsumsi tumbuhan dengan warna mencolok, bergetah putih, menghindari tumbuhan yang tidak diketahui jenisnya dan menghindari memakan satu jenis tumbuhan secara berlebih-lebihan. Sebelum memakannya cobalah diteliti terlebih dahulu seperti mencicipi sedikit dan amati hasilnya. Hewan-hewan liar dapat dimanfaatkan dengan membuat perangkap (ranjau) dan pancingan. Sebelum memakannya, masaklah terlebih dahulu.
Api
Bawalah pematik/korek api dan bungkuslah agar terhindar dari kondisi basah. Api dapat dibuat dengan menggunakan fokus teropong, lup, benturan batu, dua batang kayu yang digosok. Semua itu harus dilakukan secara sabar dan teliti.
Pemakaian Alat Navigasi
Kompas
Kompas yang biasa digunakan adalah kompas bidik dan kompas orientasi. Kompas terdiri dari jarum yang mempunyai dua warna dan selalu menunjukkan arah utara dan selatan. Arah mata angin pada kompas terdiri dari N (North/utara), S (South/selatan), E (East/timur) dan W (West/barat). Kompas memiliki azimuth, yaitu skala 00 sampai 3600 yang dapat diputar. Kompas digunakan dengan cara memperhatikan arah jarum dan azimuthnya. Misalkan kita ingin ke arah Barat (W). Letakkan kompas di tempat datar, lalu putar rumah kompas (azimuth) hingga arah W terdapat pada penunjuk arah yang dituju. Selanjutnya, putarlah badan hingga jarum indikator menunjuk arah Utara (N). Hasilnya akan terlihat arah Barat yang dituju.